Jakarta (ANTARA) – Komite Penyelamatan Gawat Darurat Medis (MER-C) Indonesia telah mengirimkan empat anggota tim medis daruratnya untuk membantu layanan darurat Rumah Sakit Al Awda di Jabalia, Gaza Utara.
Para relawan tersebut terdiri dari seorang dokter spesialis penyakit dalam, seorang dokter spesialis kegawatdaruratan, seorang dokter bedah saraf, dan seorang perawat, kata Hadiki Habib, seorang dokter profesional yang saat ini memimpin presidium MER-C Indonesia.
Selama menjalankan misi kemanusiaan, para anggota EMT tersebut akan terlibat dalam layanan darurat Rumah Sakit Al Awda dan bedah saraf rawat jalan sebanyak dua kali seminggu, katanya dalam keterangan pers yang dipublikasikan di Jakarta, Sabtu.
Menurut dr. Ni Nyoman Indira, salah seorang relawan MER-C di Gaza Utara, Rumah Sakit Al Awda selama ini menghadapi kekurangan fasilitas dan tenaga medis di tengah banyaknya pasien.
Kondisi ini mendorong MER-C untuk mengirimkan EMT ketujuhnya ke rumah sakit tersebut, karena dapat menerima lebih dari 400 pasien setiap hari sementara jumlah tenaga kesehatan di sana terbatas, kata Indira.
Oleh karena itu, tenaga medis RS Al Awda relatif memiliki beban kerja yang tinggi. Sementara itu, mereka masih mendapati kenyataan bahwa banyak keluarga mereka yang harus mengungsi.
Kenyataan ini juga dapat membuat mereka berisiko mengalami kelelahan saat bekerja, kata Indira. Terkait bantuan medis MER-C, para anggota EMT telah berkoordinasi dengan direktur rumah sakit sejak 2 Februari 2025.
MER-C merupakan lembaga nirlaba di Indonesia yang memberikan bantuan medis bagi korban bencana alam dan perang.
Lembaga ini didirikan oleh sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1999. Sejak saat itu, relawan MER-C terlibat aktif dalam misi kemanusiaan di dalam dan luar negeri.
Relawan MER-C juga telah merawat mereka yang menjadi korban kebrutalan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Menanggapi bencana kemanusiaan di Gaza akibat hancurnya rumah sakit, MER-C pernah menerbitkan surat terbuka kepada Organisasi Kesehatan Dunia pada Desember 2023.
Dalam surat tersebut, MER-C mendesak WHO untuk melakukan yang terbaik untuk memulihkan fungsi rumah sakit yang telah dihancurkan dan ditempati oleh militer Israel sebagai barak militer agar dapat melayani warga Palestina yang membutuhkan layanan medis.
Leave a Reply